Madonna Desak Paus Leo XIV Kunjungi Gaza, Soroti Krisis Kemanusiaan Anak Palestina

Penyanyi pop Madonna menyerukan Paus Leo XIV untuk segera melakukan misi kemanusiaan ke Gaza guna membantu anak-anak Palestina yang mengalami kelaparan. Melalui unggahan Instagram pada Senin (11/8), tepat di hari ulang tahun putranya, Rocco, Madonna yang dibesarkan sebagai Katolik menulis pesan mendesak, “Yang Mulia, tolong pergi ke Gaza dan bawa cahaya kepada anak-anak sebelum terlambat. Sebagai seorang ibu, saya tak sanggup melihat penderitaan mereka. Anak-anak dunia adalah milik semua orang. Anda satu-satunya yang tak bisa ditolak masuk.”

Ia menilai kunjungan Paus penting karena “politik tidak bisa membawa perubahan, tapi kesadaran bisa.” Madonna juga menganggap hadiah terbaik untuk ulang tahun putranya adalah mengajak semua orang membantu anak-anak tak berdosa yang terjebak di tengah konflik.

Paus Leo, yang mulai menjabat sejak Mei, telah berulang kali mengkritik perang Israel di Gaza dan menyerukan gencatan senjata. UNICEF mencatat lebih dari 18.000 anak tewas sejak Oktober 2023, sementara WHO menyebut blokade bantuan Israel telah memicu “kelaparan massal buatan manusia.” Data Kementerian Kesehatan Palestina menunjukkan sedikitnya 222 orang meninggal akibat malnutrisi, kondisi yang oleh PBB disebut sebagai “kelaparan murni.”

Madonna menegaskan dirinya tak menyalahkan pihak tertentu, sambil mendoakan pembebasan sandera. Aksi peduli ini mendapat pujian dari Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang menekankan bahwa “kemanusiaan dan perdamaian harus menang.”

Meskipun belum jelas apakah Israel akan mengizinkan Paus masuk ke Gaza, seruan Madonna menambah tekanan internasional atas konflik yang hampir dua tahun berlangsung. Beberapa negara, termasuk Australia, Kanada, dan Prancis, sudah menyatakan rencana mengakui negara Palestina, sementara Inggris akan mengikuti pada September jika syarat termasuk gencatan senjata dipenuhi. Madonna sendiri sebelumnya mengecam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 dan respons militer Israel, menyebut perang ini “menghancurkan hati.”